Kalibrasi Total Station di Kota Semarang
Kami menerima kalibrasi Total Station di beberapa kota di seluruh
Indonesia, dikerjakan oleh team kami yang profesional dibidang alat survey, dan
bersertifikat.
Segera hubungi kami di kontak yang tertera di bagian bawah, atau jika anda kesulitan dan butuh bantuan silakan kontak :
Call Center Kami : 0853 1715 3208
Segera hubungi kami di kontak yang tertera di bagian bawah, atau jika anda kesulitan dan butuh bantuan silakan kontak :
Call Center Kami : 0853 1715 3208
Alamat : Citralnad BSB
Perumahan Graha Taman Pelangi
Blok D9 No. 16
Semarang - Jawa Tengah
- HASIL KALIBRASI BISA DI CEK TERLEBIH DAHULU KEAKURATANNYA
- MENDAPAT SERTIFIKAT KALIBRASI UNTUK 6 BULAN
Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of
International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang
membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau
sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai
yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi
tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke
standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional.
Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran
dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar
primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak
terputus. Untuk kalibrasi alat ukur digunakan alat standar kalibrasi yaitu
kolimator.
Manfaat kalibrasi adalah sebagai berikut :
1.
untuk mendukung sistem mutu
yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi
yang dimiliki.
2.
Dengan melakukan kalibrasi,
bisa diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan
harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Prinsip dasar kalibrasi:
1.
Obyek Ukur (Unit Under Test)
2.
Standar Ukur(Alat standar
kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar kalibrasi internasional
atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi))
3.
Operator / Teknisi (
Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis kalibrasi
(bersertifikat))
Hasil Kalibrasi antara lain :
1.
Nilai Obyek Ukur
2.
Nilai Koreksi/Penyimpangan
Interval kalibrasi:
1.
Kalibrasi harus dilakukan
secara periodik
2.
Selang waktu kalibrasi
dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi pemakaian, dan
pemeliharaan.
3.
Bisa dinyatakan dalam beberapa
cara :
·
Dengan waktu kalender (6 bulan
sekali)
·
Dengan waktu pemakaian (1.000
jam pakai, dst)
·
Kombinasi cara pertama dan
kedua, tergantung mana yg lebih dulu tercapai
Metode pengecekan hasil
kalibrasi :
Secara umum kalibrasi alat ukur
dilakukan secara rutin setiap 6 bulan sekali, metode pengecekan hasil
kalibrasinya di jelaskan sebagai berikut :
Pengecekan Nivo
Pada saat pengukuran sumbu I
harus benar-benar vertikal,komponen yang digunakan untuk mengatur sumbu I agar
vertikal adalah nivo kotak,nivo tabung dan ketiga sekerup penyetel ABC. Adapun
cara mengaturnya dijelaskan sebagai berikut
1.
Letakkan instrument diatas
kolimator perhatikan gelembung nivo kotak.
2.
Misalkan mula-mula kedudukan
nivo kotak pada posisi 1,kemudian bawalah gelembung pada posisi 2 dengan
memutar sekerup penyetel A dan B bersama-sama kearah luar atau dalam.
3.
Kemudian bawalah gelembung pada
posisi 3
Juka pada posisi 3 air tidak pada posisi tengah maka lakukanlah
kalibrasi.
Pengecekan bacaan sudut
Horizontal
1.
Setelah alat ukur disetel
diatas kolimator dan sumbu I telah dibuat vertikal, bidikan teropong pada
posisi biasa kearah titik objek A, tekan tombol “0” set pada alat untuk membuat
bacaan sudut H : 00° 00’ 00”.
2.
Teropong dibuat luar biasa dan
bidikkan kembali pada titik objek A seharusnya bacaan sudut H : 180°
00’ 00”, bila terjadi penyimpangan bacaan sudut lakukan kalibrasi.
Vertikal
1.
Bidikan teropong pada posisi
biasa kearah titik objek A, catat bacaan sudut veritkalnya misal sudut V
: 89° 59’ 30”
2.
Teropong dibuat luar biasa dan
bidikkan kembali padatitik objek A, catat bacaan sudutnya misal sudut V H
: 270° 00’ 50”, dari hasil bacaan sudut biasa dan luar biasa bila
dijumlahkan terdapat penyimpangan sudut sebesar 20”, lakukan lah kalibrasi.
Pengecekan Sentering optik
Yang dimaksud dengan
sentering adalah bahwa sumbu vertikal theodolit segaris dengan garis gaya
berat yang melalui tempat beridiri alat (paku atau titik silang diatas patok).
Kalibrasi titik sentring optis dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
Letakkan instrument diatas
tripod,hubungkan dengan cara memutar baut instrument dilubang dratnya pada plat
dasar instrument.
2.
Perhatikan apakah tanda silang
pada alat sentering optik tepat berada diatas titik,bila belum geser-geser
instrument sedemikian hingga tanda silang sentering optik tepat diatas
tanda titik. kemudian putar instrument 180° bila terjadi penyimpangan
pada sentering optik maka lakukanlah kalibrasi.
Pengecekan Jarak
Metode yang paling banyak
digunakan pada EDM untuk surveying adalah metode beda fase, baik dengan
gelomabg mikro, sinar tampak maupun inframerah dan laser. Konsep dasar
pengukuran jarak elektronik adalah suatu sinyal gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan dari suatu alat di ujung garis yang akan diukur jaraknya kemudian
diujung lain garis tersebut dipasang prisma reflector. Sinyal tersebut
dipantulkan kembali kepemancar, waktu lintas perjalanan sinyal pergi-pulang
diukur oleh pemancar sehingga dihasilkan jarak lintasan.
Ketelitian Total Station
ditentukan oleh besar kesalahan konstan dari alat dan kesalahan pengukuran yang
senading dengan jarak yang diukur ketelitian umumnya dinyatakan dengan ±(2 mm +
1 ppm). Berbicara masalah ketelitian, harus diingat bahwa kedua alat Total
station harus dikoreksi terhadap karakteristik sentering yang tidak tepat.
Untuk mengecek ketelitian jarak kami menggunakan baseline yang
sudah ditentukan jaraknya. Caranya dalah dengan melakukan pengukuran jarak
beberapa kala kemudian dirata-ratakan jaraknya apabila terjadi penyimpangan
pada jarak tertentu dilakukan koreksi dengan cara memasukan konstanta
instrument konstan maka alat akan tekoreksi otomatis.
Tidak ada pengukuran yang
meghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi adalah penting untuk megetahui
ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam
pengukuran. Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab dan umunya
dibagi dalam tiga jenis utama yaitu :
1.
Kesalahan-kesalahan umum :
kebnayakan diebabkan oleh kesalahan manusia, diantaranya adalah kesalah
pembacaan alat ukur, peyetelan yang tidak tepat, dan kesalahan penaksiran.
2.
Kesalahan-kesalahan sistematis
: disebabkan oleh kekurangan- kekurangan pada instrumen itu sendiri seperti
kerusakan pada alat atau adanya bagian-bagian yang aus dan penagruh lingkungan
terhadap peralatan atau pemakai.
3.
Kesalahan-kesalahan acak :
kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak diketahui oleh
peruabahan-perubahan parameter.
0 komentar:
Posting Komentar